AKU….. BUKAN SIAPA-SIAPA
Aku ingin sekali menulis… Tapi rasanya banyak hal yang membuat keinginan itu sering kali tertunda atau tergantikan dengan hal lain. Pertama, aku merasa aku tidak punya pengalaman hidup yang menarik untuk kuceritakan atau kubagi kepada orang banyak. Aku juga merasa pengetahuanku belum banyak. Aku tidak mempunyai bahan apa pun untuk kujadikan sebagai ide tulisanku.
Lalu aku berpikir, “Kenapa aku tidak menuliskan kisahku sehari-hari saja?” Aku merasa meskipun aku “tidak” mempunyai pengalaman menarik, aku tetap bisa menulis hal kecil yang menjadi “perhatianku” hari itu. Tapi, salah satu kelemahanku, aku mungkin termasuk orang yang introvert, sering merasa tidak enak, atau selalu merasa ketakutan lebih dulu. Begitu muncul keinginan untuk menulis, detik berikutnya yang ada di pikiranku adalah ketakutan akan perkataan orang lain. Aku berpikir, orang pasti akan berkata, “Siapa loe? Berani-beraninya nulis pengalaman hidup. Artis bukan, presiden bukan!”
Aku mungkin bukan siapa-siapa. Aku mungkin tidak istimewa di mata orang banyak. Aku hanya manusia biasa, dengan segala keterbatasan dan kelemahan. Karena sifatku yang sering tidak percaya diri, aku selalu merasa aku ini tidak punya kelebihan apa-apa. Tapi, apa salahnya jika aku bercerita? Ada yang salah jika aku menuliskan kisahku?
Ada beberapa hal atau orang yang menjadi ‘insipirasi’ atau mendorong aku untuk akhirnya menulis. Pertama, aku pernah membaca pengalaman seseorang di milis pasarbuku. Beliau sering bercerita kalau beliau diajak oleh salah satu majalah untuk meresensi buku, lalu salah satu tulisannya dimuat di majalah pecinta buku. Tulisan beliau memberi aku masukan dan dorongan untuk mulai menulis. Kedua, aku terinspirasi dari tulisan-tulisan Pak Sobron Aidit di beberapa milis yang aku ikuti. Tulisan beliau sederhana, berisi pengamatan beliau sehari-hari, mulai dari cerita tentang cucunya, resep favorit, terkadang terselip isu-isu politik. Ada juga tulisan tentang masa kecil beliau. Dan tulisan-tulisan itu selalu muncul setiap hari. Tulisan sederhana ini yang membuat aku berpikir, aku bisa menulis dari apa yang aku lihat, aku rasakan sehari-hari, hal-hal sederhana, yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain, hal-hal yang mungkin bisa kudapati dari hasil mengamati kehidupan di sekitarku. Ketiga, sebuah buku karya Prima Rusdi, berjudul “Perjalanan Mata dan Hati” (Terrantbooks, 2004) juga memberiku gambaran, bahwa menulis tidak harus berdasarkan pengalaman yang luar biasanya banyaknya, tidak harus dari hasil berjalan-jalan keliling dunia, tapi cukup dengan melihat kejadian di sekeliling, mencernanya, lalu membaginya kepada yang lain.
Aku rasa, aku tidak perlu menjadi seseorang yang dikenal untuk bisa menulis. Aku tidak harus menjadi seorang artis atau orang terkenal agar tulisanku dibaca. Tapi, aku menulis untuk mencurahkan apa yang ada di hatiku. Aku menulis untuk diriku sendiri, aku ingin membaginya dengan yang lain. Hanya tulisan-tulisan sederhana yang mungkin setelah dibaca isinya sama dengan apa yang dialami orang lain, atau sebuah tulisan yang isinya terlalu biasa sampai tidak menarik untuk dibaca, tapi buatku menghasilkan suatu tulisan adalah kepuasan bagiku. Selama masih ada yang mau mengkritik dan memberi masukan, aku tidak akan berhenti belajar menulis.
fps. 04.12.14
Lalu aku berpikir, “Kenapa aku tidak menuliskan kisahku sehari-hari saja?” Aku merasa meskipun aku “tidak” mempunyai pengalaman menarik, aku tetap bisa menulis hal kecil yang menjadi “perhatianku” hari itu. Tapi, salah satu kelemahanku, aku mungkin termasuk orang yang introvert, sering merasa tidak enak, atau selalu merasa ketakutan lebih dulu. Begitu muncul keinginan untuk menulis, detik berikutnya yang ada di pikiranku adalah ketakutan akan perkataan orang lain. Aku berpikir, orang pasti akan berkata, “Siapa loe? Berani-beraninya nulis pengalaman hidup. Artis bukan, presiden bukan!”
Aku mungkin bukan siapa-siapa. Aku mungkin tidak istimewa di mata orang banyak. Aku hanya manusia biasa, dengan segala keterbatasan dan kelemahan. Karena sifatku yang sering tidak percaya diri, aku selalu merasa aku ini tidak punya kelebihan apa-apa. Tapi, apa salahnya jika aku bercerita? Ada yang salah jika aku menuliskan kisahku?
Ada beberapa hal atau orang yang menjadi ‘insipirasi’ atau mendorong aku untuk akhirnya menulis. Pertama, aku pernah membaca pengalaman seseorang di milis pasarbuku. Beliau sering bercerita kalau beliau diajak oleh salah satu majalah untuk meresensi buku, lalu salah satu tulisannya dimuat di majalah pecinta buku. Tulisan beliau memberi aku masukan dan dorongan untuk mulai menulis. Kedua, aku terinspirasi dari tulisan-tulisan Pak Sobron Aidit di beberapa milis yang aku ikuti. Tulisan beliau sederhana, berisi pengamatan beliau sehari-hari, mulai dari cerita tentang cucunya, resep favorit, terkadang terselip isu-isu politik. Ada juga tulisan tentang masa kecil beliau. Dan tulisan-tulisan itu selalu muncul setiap hari. Tulisan sederhana ini yang membuat aku berpikir, aku bisa menulis dari apa yang aku lihat, aku rasakan sehari-hari, hal-hal sederhana, yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain, hal-hal yang mungkin bisa kudapati dari hasil mengamati kehidupan di sekitarku. Ketiga, sebuah buku karya Prima Rusdi, berjudul “Perjalanan Mata dan Hati” (Terrantbooks, 2004) juga memberiku gambaran, bahwa menulis tidak harus berdasarkan pengalaman yang luar biasanya banyaknya, tidak harus dari hasil berjalan-jalan keliling dunia, tapi cukup dengan melihat kejadian di sekeliling, mencernanya, lalu membaginya kepada yang lain.
Aku rasa, aku tidak perlu menjadi seseorang yang dikenal untuk bisa menulis. Aku tidak harus menjadi seorang artis atau orang terkenal agar tulisanku dibaca. Tapi, aku menulis untuk mencurahkan apa yang ada di hatiku. Aku menulis untuk diriku sendiri, aku ingin membaginya dengan yang lain. Hanya tulisan-tulisan sederhana yang mungkin setelah dibaca isinya sama dengan apa yang dialami orang lain, atau sebuah tulisan yang isinya terlalu biasa sampai tidak menarik untuk dibaca, tapi buatku menghasilkan suatu tulisan adalah kepuasan bagiku. Selama masih ada yang mau mengkritik dan memberi masukan, aku tidak akan berhenti belajar menulis.
fps. 04.12.14
--------------------oOo--------------------
0 Comments:
Post a Comment
<< Home