A Short Note about Mira, my Beloved Sister
A Short Note about Mira, my Beloved Sister
“Yahhh… ilang satu anak mama.”
Duh… sedih banget denger mama ngomong begitu semalem.
Hari ini Mira udah pindah ke Kota Wisata. Well… it was a little bit weird… Entah deh… terserah mau bilang aku terlalu melankolis, atau terlalu apa lah.. Whatever… tapi tetap aja… ada rasa sedih dan kehilangan… Mungkin selama ini, mama dan papa (dan juga semua yang di rumah) merasa tenang-tenang aja.. Kita memang selalu terbiasa berkumpul di rumah, selalu bisa ngeliat semua anggota rumah. Mama dan papa, kecuali waktu Ayuk di Surabaya dan Mira di Bandung, gak pernah pisah sama anak-anaknya. Sekarang baru terasa, gimana harus pisah. Mungkin inilah ‘hukum alam’, sekarang waktunya anak-anak Mama dan Papa untuk punya kehidupan sendiri.
Berat juga rasanya ninggalin Mira di rumah baru… kaya’nya aku sempet liat mata Mama & Mira rada berkaca-kaca. Mama nitip pesen, “Jangan cape’-cape’, hati-hati turun tangganya.”
Kadang, sebagai kakak, aku suka merasa khawatir atau takut sendiri. Protektif sih gak, ya.. Cuma dalam pemikiranku aja.. dari dulu, misalnya, waktu Mira kuliah di Bandung, aku suka mikir, “Duh, gimana ya, dia di sana… bisa jaga diri gak?” Apalagi waktu itu Mira pernah dapet tempat kost yang isinya dia sendiri ditambah yang jaga rumah. Khawatir tempat kostnya aman apa nggak. Atau waktu Maya mulai masuk kuliah, mulai pergi dan pulang kuliah sendiri naik angkutan umum, Maya yang selama ini selalu dianter jemput sekolah, selalu ke mana-mana sama Mama, aku mikir juga, bisa gak Maya naik angkot. Dan sekarang, Mira pindah rumah, Cuma berdua sama Dhanny. Kebayang aja gimana kalau siang sampai malam dia sendirian. Emang sih di Kota Wisata seharusnya aman… tapi kasian aja, ngebayangin dia sendirian seharian. Si Dhanny pergi jam ½ 6 pagi… pulang bisa jam 10 malem… Gak ada yang nemenin Mira… pembantu belum ada, tetangga kiri-kanan juga belum ada.. Entahlah.. mungkin ini Cuma kekhawatiran seorang kakak aja kali, ya…
Mira.. Mirche.. My sister… selama duapuluhlima tahun, kita selalu tinggal barengan (ya.. dikurangin 3-4 tahun selama dia kuliah di Bandung.. tapi itu pun hampir tiap minggu pulang ke Jakarta, atau kita yang ke Bandung)… tidur sekamar… pokoknya bisa ngeliat dia tiap hari…
Emang sih.. it’s not that bad… she just moved to another house… Tapi, ya itu… ada yang berkurang di rumah… ada suara-suara yang gak ada…
Duh… Mira sekarang udah punya kehidupan sendiri, bukannya dia jadi terpisah sama kita. Dia udah punya keluarga sendiri, she’s a wife, and she is a mom-to-be… Well, Insya Allah, she will give me my first nephew.
Mira… aku mungkin emang gak dekat banget dengan dia dibanding Maya, my youngest sister. Tapi, aku tetap punya pandangan sendiri tentang dia. Mira… mungkin dia akan terkenal dengan ‘judes’nya… hehehe.. emang di antara kita berempat, yang paling ‘tajam’ mulutnya ya, si Mira. Malah kita sempat kasih julukan ‘Si Nenek’. Tapi, dia juga yang paling rajin di dapur dan berberes di antara kita. Paling pinter masak, paling kreatif, paling kritis, paling berani ngomong.
Kita sekeluarga, terkadang merasa gak dekat.. tapi sesungguhnya kita bisa jadi kompak dan akan merasa kehilangan banget kalau salah satu gak ada. Emang terkadang ‘mulut’ kita suka terlampau keras atau judes, tapi kita akan tetap saling mendukung, bisa saling bercanda atau saling cela.
I miss Mira so much… but she is not going anywhere.. she just moves to another house…
--------------------oOo--------------------