Resensi Buku: The (Un)Reality Show
Resensi Buku
Judul : The (Un)Reality Show
Penulis : Clara Ng
Jumlah hal. : 360
Penerbit : Gramedia (2005)
Imagine having these people as roommates
Ini adalah cerita tentang delapan orang biasa-biasa saja
(seperti yang disangka oleh tim kreatif televisi)
… dipilih secara acak …
(seperti yang disangka oleh produser televisi juga)
… tanpa audisi …
… untuk tinggal bersama di sebuah rumah untuk direkam,
kemudian ditonton oleh jutaan penduduk Indonesia
sebagai acara hiburan, meraup rating,
meningkatkan citra stasiun televisi, serta …
keingintahuan untuk melihat apa yang terjadi
ketika orang-orang tersebut tidak bertingkah sesuai dengan skrip cerita
dan mulai bersikap berdasarkan realitas
… as the reality did not turn out exactly
as it had been expected …
Karena pada akhirnya ini adalah …
The (Un)Reality Show
(dari cover belakang The (Un)Reality Show)
Judul : The (Un)Reality Show
Penulis : Clara Ng
Jumlah hal. : 360
Penerbit : Gramedia (2005)
Imagine having these people as roommates
Ini adalah cerita tentang delapan orang biasa-biasa saja
(seperti yang disangka oleh tim kreatif televisi)
… dipilih secara acak …
(seperti yang disangka oleh produser televisi juga)
… tanpa audisi …
… untuk tinggal bersama di sebuah rumah untuk direkam,
kemudian ditonton oleh jutaan penduduk Indonesia
sebagai acara hiburan, meraup rating,
meningkatkan citra stasiun televisi, serta …
keingintahuan untuk melihat apa yang terjadi
ketika orang-orang tersebut tidak bertingkah sesuai dengan skrip cerita
dan mulai bersikap berdasarkan realitas
… as the reality did not turn out exactly
as it had been expected …
Karena pada akhirnya ini adalah …
The (Un)Reality Show
(dari cover belakang The (Un)Reality Show)
Well, itulah sekilas gambaran yang coba ditampilkan Clara Ng untuk buku terbarunya ‘The (Un)Reality Show. Cerita tentang orang-orang yang dipilih untuk tinggal dalam satu rumah selama 7 minggu. Ide cerita bisa jadi diperoleh karena maraknya berbagai macam Reality Show di semua televisi swasta. Sepintas sih, mirip dengan reality show ‘Penghuni Terakhir’ tapi minus hadiah rumah milyaran rupiah. Tadinya sempat terpikir, jangan-jangan ini cerita pembunuhan ala Agatha Christie di cerita ’10 Anak Negro’.
Cerita diawali ketika tim produksi dan kreatif Top TV yang dipimpin Indra sedang mengadakan rapat untuk mencari format acara baru yang heboh dan menggemparkan, serta orisinil. Tercetuslah ide acara The (Un)Reality Show, ide untuk mengumpulkan beberapa orang yang ‘biasa-biasa’ saja di dalam satu rumah yang dipilih secara acak, tanpa audisi. Kenapa namanya The (Un)Reality Show? Karena ini adalah suatu pertunjukan realitas yang bukan realitas. Ini adalah acara balasan dari macam-maca reality show yang sedang dilakukan oleh tv swasta, termasuk reality show yang sedang diputar di Amerika. (hal. 13-14).
Akhirnya, terpilihlah 8 orang untuk ikut dalam acara tersebut, 4 orang laki-laki (Primus, Jodi, Richard dan Feivel), dan 4 orang perempuan (Tara, Wendy, Meiying dan Azuza). Mereka dipilih secara acak, kemudian dikirimi surat yang menyatakan terpilihnya mereka untuk acara itu. Mereka tetap diberi uang saku dan jaminan pekerjaan setelah acara ini selesai.
Kedelapan orang itu mempunyai alasan keikutsertaan yang berbeda, ada yang ingin menjauhkan diri dari para penggemarnya, ada yang ingin ‘istirahat’ sebagai ibu, ada yang ingin melunasi hutang-hutangnya. Latar belakang dan karakter mereka pun yang berbeda, ada yang karena terlalu ganteng sampai dibilang ‘setengah dewa’, ada yang mantan narapidana, ada yang mengaku homoseksual, ada perempuan peramal, ada perempuan yang jago membetulkan segala perkakas.. bahkan ada anak perempuan berumur 10 tahun!
Berbagai tantangan diberikan, timbul berbagai konflik dan kejadian-kejadian tak terduga yang akhirnya memunculkan karakter asli mereka. Ditambah lagi dengan masalah-masalah yang datang dari kehidupan mereka yang sebenarnya. Perbedaan pendapat muncul, tapi juga menimbulkan keakraban di antara beberapa peserta. Di antara mereka masih ada yang tertutup dan belum bisa membaur. Belum lagi stress yang dihadapi koordinator lapangan menghadapi berbagai protes dari para peserta, kebakaran dapur bahkan adanya ancaman bom… bahkan sang direktur TopTV pun harus masuk rumah sakit karena stress… Sesekali cerita diselingi dengan kehidupan para tokoh sebelum mereka ikut acara ini.
Ketika kita sedang ‘terhanyut’ dalam cerita ini, tiba-tiba kita ‘dikejutkan’ oleh suatu fakta baru yang bisa merubah bayangan kita akan akhir dari cerita ini… seperti kata Veven Sp. Wardhana di kolom komentar, “The (Un)Reality Show pada akhirnya bisa berbias menjadi the reality of show atau the reality of (un)show atau the show of show atau the show of behind the show…” (nah.. bingung, kan?)
Sepertinya Clara Ng berhasil ‘menjebak’ pembaca untuk mengikuti alur cerita yang teratur dibumbui sedikit-sedikit kejutan, sebelum diberi kejutan yang besar..
fps.05.03.08
--------------------oOo--------------------
0 Comments:
Post a Comment
<< Home